Selasa, 24 Mei 2011

Indonesia Juga Indah

Bagi para travellers pergi ke luar negeri sangat menyenangkan. Dari awal persiapan mereka sangat antusias, itu terjadi hingga menjelang keberangkatan.
Saya tidak bermaksud menggurui, sebenarnya keindahan di negeri kita tak kalah dibanding negara-negara lain. Bahkan masih banyak di Indonesia, keindahan alam yang belum tersentuh banyak orang.
Sebagai contoh, kalau kita akan melancong ke gugusan pulau Natuna, yang masih dalam bagian Kepulauan Riau. Berangkat dari Jakarta, kita bisa menggunakan sarana transportasi yang katanya paling aman (red-pesawat) sampai Batam, kemudian dilanjutkan dengan pesawat perintis (ada 2 maskapai) langsung menuju bandar udara Ranai, di Kepulauan Natuna. Tapi kita harus memperhitungkan waktu keberangkatan, karena jadwal pesawat perintis tak setiap hari.
Sahabat saya pernah bercerita tentang pulau Senua. Dari kejauhan pulau ini nampak seperti seorang ibu hamil yang sedang tidur. Hamparan pasir putih di pulau ini begitu indah. Meski dermaga yang ada rusak dimakan usia, tapi kapal bisa merapat ke bibir pantai. Pulau tak berpenghuni ini kaya akan sumber laut alias ikan. Tak jarang, dijadikan tempat singgah bagi nelayan yang mencari ikan. Tidak akan menyesal jika singgah ke sana, jaraknya hanya 30 menit dari pelabuhan di Tanjung Senubing. Tak hanya itu, di pulau ini banyak batu-batuan besar berbentuk belimbing. Kalau air laut surut, kita bisa mengelilingi pulau dengan berjalan kaki.
Melangkah lebih jauh, kita bisa pergi ke pulau Tiga. Dari desa Sepempang, kita bisa menyewa perahu nelayan dengan harga yang murah. Di pulau ini, kita disajikan pemandangan bawah laut dengan jenis ikan yang beragam. Masyarakat pulau yang berprofesi sebagai nelayan tambak ini menjadi salah satu pengekspor terbanyak jenis ikan ke luar negeri. Tak heran, di sini kita bisa dengan mudah melihat ikan dengan mata telanjang. Pulau ini jadi sasaran empuk illegal fishing negara tetangga, terutama Vietnam. Banyak kapal-kapal nelayan asing yang dikaramkan dan awaknya diproses secara hukum. Sayang seribu sayang, pembangunan belum menyentuh kawasan ini.
Bagi para pecinta penyu, bisa menyusuri pulau Panjang. Akses jalan menuju pulau memang berat, kita harus menyewa kendaraan double gardan. Karena jalan yang dilewati masih jalan tanah. Menumpang perahu nelayan dari desa Teluk Buton, kita langsung menuju pulau yang hanya dihuni 3 kepala keluarga ini.
Pasir putih, pantai yang jernih menjadi pemandangan. Berada di pulau Panjang, waktu seperti berhenti. Meski gelap gulita, lantaran belum ada fasilitas listrik, tapi pulau ini menjadi tempat penyu bertelur.
Pak Usman hampir setiap minggu berkeliling pulau untuk mengumpulkan telur-telur penyu. Nantinya telur itu ditetaskan menjadi tukik dan dilepaskan kembali ke laut lepas. Niatnya hanya untuk melestarikan keberadaan penyu. Niat itu dijalani dengan ikhlas tanpa mengharap bantuan dari pemerintah.
Mendengar cerita itu, saya jadi berpikir "Indonesia itu ternyata indah dan tak kalah dibandingkan negara-negara lain".

Salam Ujung Negeri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar